Cerita Cinta
Friday, October 15, 2004
 
Cinta dan Kesetiaan 6 (Jadian)

Sore itu selepas aku menjemputnya dia kuliah, aku dan dia serta gank centilnya mendatangi sebuah lembaga penerbitan majalah di kampusku, yang memang menjadi base camp anak-anak angkatan baru nongkrong. Sore itu kebetulan sepi anak-anak yang nongkrong, dan setelah basa-basi dan bercanda dengan gank centilnya, aku dan dia memilih tempat duduk yang sedikit terpisah dengan yang lainnya. Dan aku akhirnya membuka pembicaraan dengan tampang seriusku, yang jarang muncul saat bersamanya.

Saat itu akhirnya aku putuskan untuk nembak dia jadi pacarku dan kutekankan padanya bahwa itu adalah sikapku yang terakhir kalinya. Dan setelah dia diam untuk beberapa saat, dia kembali menjawab dengan kalimat yang sama. Dan setelah penolakkannya, aku mengatakan bahwa sebagai laki-laki aku mempunyai harga diri dan aku sendiri memang tidak bisa melihat dia jalan dengan orang lain sementara perasaanku tetap mengharapkannya. Oleh karena dia menolakku, maka aku juga tidak mau lagi menjadi temannya daripada aku merasa sakit hati, melihat dia jalan dengan orang lain.

Setelah mendengarkan kata-kataku, Lia terdiam dan menunduk cukup lama. Aku terkejut saat mengetahui bahwa dia menangis setelah dengar ucapanku. Dia kemudian berkata "Mas, aku sayang banget sama kamu sebagai teman, dan aku sangat membutuhkan kamu sebagai teman. Karena itu jangan pergi dan jangan tidak lagi menjadi temanku, please" ucapnya di sela tangisnya. Aku sebenarnya tidak tega dan hendak pergi saja saat itu, namun akhirnya aku putuskan untuk memeluknya dan mencium keningnya. itulah pertama kali aku menciumnya meski dengan status sebagai "Teman".

Namun setelah itu aku tetap memutuskan bahwa aku akan tetap dengan pendirianku, karena aku gak mau meras sakit hati saja melihatnya jalan dengan orang lain. Setelah kata-kataku itu, kita terdiam cukup lama. Saat dia sudah selesai dengan tangisnya, aku kemudian mengajaknya untuk pulang dan dia menurut. Sepanjang perjalananku ke tempat kos-nya, kita hanya aling diam dan bermain dengan perasaan kita masing-masing. Setelah sampai di tempat kos-nya dia, tidak seperti kebiasaanku sebelumnya, aku langsung pamit dan mengucapkan kata-kata permintaan agar dia hati-hati karena aku tidak lagi bisa bersamanya sewaktu-waktu seperti dulu. Meski dia menunduk dan hanya mengangguk saja, aku tahu dia menangis (lagi).

Setelah hari itu, 3 hari aku tidak masuk kuliah dan memilih untuk berdiam diri di rumahku. Sampai saat aku kuliah lagi aku bertemu dengan gank centil itu lagi. Saat bertemu dan ngobrol dengan mereka, aku dan Lia hanya lebih banyak diam, sampai semua anggota gank-ku dan gank Lia merasa heran dengan kami. Setelah ngobrol, akhirnya gank centil itu mau pulang yang otomatis akan diantarkan oleh para teman-temanku. Dan sekali lagi aku menghindar untuk mengantarkan Lia dengan alasan aku ada acara lain hingga harus pulang duluan. Saat aku hendak pergi, Lia mendatangi aku dan mengatakan bahwa besok dia mau bicara padaku empat mata saja, dan akupun menyanggupinya.

Sore itu perjalananku ke tempat perjanjian terasa sangat berat, akrena aku tahu kalimat apa yang akan kudengar dan aku harus siap dengan segala resikonya. Saat aku sampai, ternyata Lia tidak sendirian, dia bersama beberapa anggota gank centilnya. Aku awalnya tidak setuju, karena perjanjiannya empat mata, tapi kenapa sekarang jadi banyak mata?. Akhirny aku terima semua kondisi itu, setelah Lia bilang dia mau ada saksi. Setelah Lia jelaskan bagaimana perasaan sayangnya kepadaku sebagai teman dan bagaimana dia membutuhkanku sebagai teman dan apa resiko penolakkannya kepadaku, akhirnya dia memutuskan sesuatu. Apa itu...???

"Ok mas, aku akan terima kamu sebagai pacarku tetapi ada syarat-syaratnya" ucapkan bergetar sambil menatap mataku.
"Apapun syarat itu, aku akan coba menjalaninya" tegasku singkat.
"Syarat itu adalah adanya waktu percobaan selama tiga bulan. Bagaimana?" tanyanya padaku.
"Maksudnya?"jawabku keheranan.
"Kalau dalam waktu percobaan itu aku bisa Sayang ke kamu sebagai pacar, maka kita akan tetap jalan sebagai pacar. Namun... kalau aku tetap tidak bisa merasa sayang ke kamu sebagai pacara selama waktu tiga bulan itu, maka kita harus putus dan Kamu Harus Tetap Mau Menjadi Temanku. Bagimana...???" jelasnya.

Sekitar lima menit aku terdiam memikirkan semuanya. Resiko, Kebahagian dan yang lainnya. Akhirnya aku menyetujui syarat itu. Dan dengan sorai-sorai anggota gank centil yang lain, aku dan Lia berjabat tangan tanda kesepakatan dan ciuman dikeningnya sebagai tanda sayangku padanya.

Gila.... terkadang pikirku, pacaran aja ada waktu percobaannya. Seperti mau melamar pekerjaan saja



<< Home

Powered by Blogger