Cerita Cinta
Saturday, October 09, 2004
 
Cinta dan Kesetiaan 1 (Awal Perkenalan)
Sekitar 2,5 tahun yang lalu, aku masih pacaran dengan seorang cewek. Asal lahir Sulawesi atau Makasar orang sekarang menyebutnya.

Awal perkenalanku dengannya ketika aku menjadi panitia OPSPEK Universitas Negeri di Kota Malang. Meilia atau Lia nama cewek hitam manis berambut panjang itu, dengan tinggi lebih kurang 168 cm, tak membuatku keder untuk mendekatinya meski dengan bodi yang lebih pendek darinya.

Meski postur tubuhku kecil dengan tinggi hanya 165 cm dan baru 1 tahun kuliah, namun para seniorku mulai dari angkatan tertua sampai yang baru masukpun rasanya (gak G.R lho) semua kenal dan tahu walaupun cuma sekedar tahu siapa aku dan kelompokku.
Kelompokku di kampus cukup dikenal karena urakan, slenge'an, unik, pekerja keras, pemikir, kreatif, humoris, tukang berantem tetapi kompak selalu dan solider sama teman.

Akhirnya kesempatanpun tiba saat diadakan diklat teater Fakultasku, di sebuah tempat wisata air terjun di Kota Batu. Aku dan kelompokku kembali diminta tolong untuk menjadi panitia bagian keamanan. Dan kebetulan Lia dan kelompoknya yang terdiri dari 6 cewek itu (yang terkenal paling manis dan imut diangkatan kuliahnya) menjadi anggota baru Diklat Teater.

Saat berlangsungnya acara, aku dan kelompokku memang hanya membantu-bantu sedikit agar sukses acara pemberian materinya. Namun kami selalu berada disekitar kelompok anggota baru, untuk menjaga keamanan (sekalian liat-liat cewek manis calon anggota baru teater hehehe). Saat hari pertama acara selesai dan akan diakhiri berdoa lalu tidur, para panitia dan calon anggota baru diklat itu selalu berkumpul untuk melakukan evaluasi diklat. Dan hari pertama itulah, kami dikenalkan pada seluruh calon anggota baru (meski sebenarnya tidak perlu karena kami sudah dikenalkan saat OPSPEK berlangsung... Lumayan tampil lagi hehehe). Dan panitia keamanan diklat itu memang diambil dari kelompok Penghukum saat OPSPEK, yang juga dikenal sebagai panitia pilihan karena tidak sembarang orang bisa memenuhi klasifikasi atau syarat untuk menjadi Panitia Keamanan apapun acara di fakultasku.

Kejadian lucu terjadi saat seluruh panitia dikenalkan (termasuk kami), hampir semua panitia dibuat salah tingkah di depan calon anggota baru oleh moderator acara. Ada saja cara moderator itu membuat panitia menjadi salah tingkah, mulai dari yang namanya status atau sejarah nama panggilan panitia yang maju bahkan sampai kejadian lucu atau konyol yang memalukan bagi panitia itu, sehingga semua calon anggota baru tertawa dengan tujuan suasana lebih rileks dan akrab. Dasar kelompok kami memang dikenal tukang guyon tapi tidak suka dipermainkan di depan orang, jadi saat dipanggil satu-persatu, 7 orang dari kelompok kami itu satupun tidak ada yang tersenyum dan lucunya tidak ada satupun calon anggota baru yang berani tertawa meski moderator membuat lawakan tentang kami satu-persatu. Bahkan moderator (yang juga kakak seniorku) sempat terdiam juga saat membuat lawakan tentang aku, dan aku meliriknya tajam melalui celah poni rambutku yang panjang sebahu (maklum saat masuk opspek-pun aku nekat tidak mau potong rambut. Kebetulan kenal sama Senior yang ditakuti akhirnya gondrongpun aku tidak dihukum).

Saat acara Evaluasi sudah selesai, Calon Anggota Baru dan Panitia Acara segera beranjak ke tenda masing-masing. Sehngga otomatis sesuai dengan nama kelompok, kami harus berjaga semalaman untuk menjaga keamanan semuanya. Karena udara sangat dingin di Kota Batu, hampir semua orang memakai jaket atau sweater tebal. Karena tidak ada permainan, akhirnya aku dan kelompokku hanya bermain gitar sambil bernyanyi-nyanyi di depan api. Tak lama 2 orang temanku yang pergi ke warung sudah kembali sambil membawa 2 botol minuman beralkohol rendah, sekedar untuk menghangatkan tubuh.

Sudah satu jam kami bercanda dan bernyanyi, tiba-tiba ada teriakan dari salah satu tenda peserta diklat yang membuat kami yang tengah bersenang-senang langsung blingsatan berusaha mencari sumber teriakan. Karena suasana gelap dan tidak tahu darimana asal suara teriakan, akhirnya kami bertujuh memutuskan untuk memeriksa setiap tenda secara bersama-sama. Senter dan senjata tajam sudah digenggaman. Layaknya tentara siap perang, kami bertujuh berjalan dalam sebuah lingkaran.
setelah memeriksa semua tenda tanpa membangunkan penghuninya, akhirnya kami temukan asal teriakan adalah dari Tenda Lia dan ganknya, dimana yang verteriak adalah teman Lia yang dikuyur air karena berulang tahun. Setelah tahu penyebab teriakan itu, akhirnya dengan mengomel kami meninggalkan mereka yang langsung terdiam dari cekikikan setelah tahu kami datang dan marah.

Karena merasa takut dengan kami, sekitar 5 menit kemudian. Kelompokku yang masih terus menyanyi didatangi kelompoknya Lia yang membawa snack dan kue serta minuman, sebagai tanda minta maaf. Setelah kami terima pemberian mereka dan berjanji tidak marah, kelompok cewek itu segera beringsut masuk tenda lagi. 30 menit berlalu kami masih tertawa dan bernyanyi, tiba-tiba Lia dan temannya keluar dengan alasan tidak bisa tidur karena banyak nyamuk. Akhirnya karena merasa kasihan, kami berikan mereka waktu 15 menit untuk di luar. Namun rupanya kelonggaran kami dipergunakan oleh anggota gank mereka yang lain, yang satu persatu keluar juga. Terpaksa kami mengalah dan membiarkan mereka di luar selama 15 menit, sambil bernyanyi dan menghabiskan ubi bakar kami.

Selama bernyanyi-nyanyi, Lia dan ganknya yang paling kenceng nyanyi dan cekikikannya saling tertawa dan berbisik satu dengan yang lainnya. Biasanya kami tidak suka kalau ada orang yang melakukan hal itu, namun karena pengaruh minuman alkohol kami tidak terlalu memperdulikan hal itu. Antara Panitia Keamanan dan Gank centil itu, saling mencuri pandang. Awalnya aku yang pegang gitar selalu dicubit dan didorong pelan saat mereka minta lagu, namun aku sempat menangkap Lia melirik padaku. Dan aku juga tak mau melepaskan kesempatan itu untuk mencuri pandang juga padanya. Seringkali Lia tersipu malu lalu berbisik kepada temannya, saat tatap mata kami beradu. Akhirnya 15 menit berlalu dengan cepat, meski berat hati, kami harus menyuruh mereka masuk tenda dan tidur agar besok bisa ikut acara dengan penuh.

Akhirnya awal kedekatan kelompokku dan gank centil itu terjalin malam itu. Dan besok harinya ternyata lebih seru lagi kejutan-kejutan atau kejadian-kejadian yang terjadi selama 3 hari diklat itu.




<< Home

Powered by Blogger